Halaman

Minggu, 15 November 2009

02. Erosi Akhlaq



Padahal Allah -Ta’ala- berfirman,

"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah hizbullah (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung". (QS. Al-Mujadilah: 22).

Syaikh Muhammad bin Sulaiman At-Tamimiy-rahimahullah- berkata, "Barangsiapa yang mentaati Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam- , dan mengesakan Allah, maka tak boleh baginya mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, walaupun orang yang ia cintai adalah kerabat terdekatnya". [Lihat Tashil Al-Ushul Ats-Tsalatsah (hal. 11), cet. Dar Ibnu Rajab]

Dulu seorang muslim malu jika berdusta dan mencuri. Kini dusta malah menjadi bahan profesi bagi para pemuda dan pelawak; mencuri dan korupsi menjadi hobi bagi sebagian orang yang tak takut kepada Allah. Na’udzu billah min dzalika.

Padahal Allah -Ta’ala- berfirman,

"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Maa’idah: 38)

Para pakar psikolog, dan ahli pendidikan berusaha mencari sebab terjadinya kerusakan akhlaq tersebut beserta solusinya. Namun mereka tak bisa sepakat dan mufakat; setiap pakar hanya sekedar meraba-raba bagaikan seorang yang buta berjalan di kegelapan malam. Padahal andaikan mereka mengambil penerang dari pelita Al-Qur’an, dan Sunnah, maka mereka akan sampai ke tujuan dengan selamat, tanpa pusing dan takut.

Ketika berselisih seperti ini, kita kembalikan kepada Allah & Rasul-Nya. Allah -Azza wa Jalla- berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (QS. An-Nisaa’: 59).

Al-Hafizh Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata dalam menafsirkan ayat ini, "Ini merupakan perintah dari Allah -Azza wa Jalla- bahwa segala sesuatu yang diperselisihkan oleh manusia berupa prinsip-prinsip agama, dan furu’-(cabang)nya agar perselisihan dalam perkara itu dikembalikan kepada kepada Al-Kitab (Al-Qur’an), dan Sunnah". [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/687)]

Bila kita kembali kepada Sunnah (petunjuk) Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, kita akan menjumpai bahwa sebab kemerosotan dan erosi akhlaq disebabkan oleh beberapa faktor asasi:

* Jauhnya Kaum Muslimin dari petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah
* Merebaknya Taqlid Buta kepada Kaum Kuffar
* Tipisnya Iman dalam Hati Generasi Muslim
* Hawa Nafsu yang Berkuasa
* Munculnya Acara-Acara yang Merusak lewat Media Massa –utamanya TV-

Terjadinya erosi dan krisis akhlaq dan moral seperti ini, kembali menyadarkan kita dari tidur yang panjang dan kelalaian yang akut. Sadarlah dari keterlenaan ini sebelum Allah -Azza wa Jalla- menurunkan adzab (siksan)-Nya sebagaimana yang terjadi pada umat-umat durhaka terdahulu. Jika Allah menurunkan adzab-Nya, maka ia tak akan menyisakan dan membedakan antara orang yang sholeh dan orang yang jelek. Semuanya akan dikenakan siksaan, jika tak saling mengingatkan, dan menasihati ketika melihat kemungkaran.

Allah -Ta’ala- berfirman,

"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya". (QS. Al-Anfaal: 25).

Semoga tulisan yang ada di depan anda merupakan sebuah upaya nasihat-menasihati diantara kaum muslimin sehingga kita tak diliputi adzab Allah pedih.

Terakhir, kami berdo’a kepada Allah sebagaimana dalam sebuah hadits riwayat Muslim,

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا

"Ya Allah berikanlah hatiku ketaqwaannya, dan sucikan. Engkaulah Penolong dan Pemelihara-nya".

Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid edisi 106 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)


0 komentar:

Posting Komentar